A. Letak Sungai Hwang Ho dan Yang Tse
Wilayah Pegunungan Cina terbagi menjadi 2 yaitu Pegunungan Cina Utara dan
Pegunungan Cina Selatan.
“Di dataran tinggi sebelah Utara mengalir sungai Hoang Ho, yang berhulu di
pegunungan Kwen Lun di Tibet dan bermara di laut Kuning. “Di dataran tinggi
sebelah Selatan mengalir sungai Yang Tse , yang berhulu di pegunungan Kwen Lun
dan bermuara di Laut Cina timur.”
Sungai Hwang Ho memiliki panjang 5.464 km, sungai ini merupakan sungai
terpanjang kedua di Tiongkok setelah Sungai Panjang (Yang Tse ).
B. Geografis Sungai Hwang Ho dan Yang Tse
“Di hilir kedua sungai besar tersebut,
terdapat dataran rendah China yang subur. Kedua sungai besar itu merupakan urat
nadi kehidupan bangsa China.”Hilir sungai
Hwang Ho (sungai kuning) yang subur tersebut ditanami dengan gandum. Padi di
tanam di hilir sungai Yang Tse. Daerah subur di Cina terletak pada
daerah aliran sungai besar. Dataran rendah yang subur tersebut di antaranya di “China
tengah yang luasnya mencapai 300.000 km² dan dialiri oleh Sungai Kuning atau
Huanghe.”
C. Pengaruh Iklim Terhadap Tumbuh dan Berkembangnya Kebudayaan dan Peradaban di Lembah Sungai Hwang Ho dan Sungai Yang Tse
“Iklim di Cina adalah iklim musim. Pada bulan Maret sampai bulan September, Cina berada dalam musim
penghujan. Sedang pada bulan September sampai bulan Maret terjadi sebaliknya,
yaitu musim kemarau.”Jadi, Cina merupakan negara dengan Iklim Tropis. Namun
di bagian utara beriklim subtropis dan sebagian beriklim dingin.
“Wilayah yang terbentang luas dari utara dan selatan (sehingga memiliki
perbedaan garis lintang yang besar) menyebabkan perbedaan temperatur yang
tajam, mulai dari udara dingin menyengat seperti di Siberia dan iklim tropis
yang panas di selatan.”
Sejarah tertua di China di mulai dari Hwang Ho Dan Yang Tse , terlepas dari
kesuburan tanah yang berada di aliran sungai-sungai. Jadi, lembah sungai
merupakan lahan pertanian yang subur.
Faktor iklim memberikan sentuhan bagi perkembangan kebudayaan dan
peradaban. Tantang dari pengaruh iklim tersebut:
- Air sungai Hwang Ho membeku ketika musim dingin, hal memberikan andil bagi penghambatan terhadap aktivitas masyarakat.
- Sesuai siklus iklim subtropis, musim dingin berganti dengan musim semi. Kedinginan memudar, salju-salju yang mencair, dan ini menjadikan air bah yang tentu menggenangi dataran rendah.
- Kondisi ini memberikan tantangan bagi bangsa China untuk memberikan respons terhadap keadaan ini. Bentuk responsnya di tunjukan dengan dibangunnya tanggul-tanggul raksasa di sepanjang sungai. Sungai Hwang Ho kemudian dapat ditaklukkan. Sungai yang mengalir ini bewarna kuning, sehingga disebut juga dengan sungai kuning (Hwang Ho).
Kondisi yang serupa juga terjadi di sungai Yang Tse yang berada di
sebelah selatan. Ketika musim kemarau menyapa, dan musim hujan menghampiri maka
sungai Yang Tse banjir dan tentu saja hal yang serupa dengan sungai Hwang
Ho terjadi, dimana dataran rendah menjadi tergenang.
D. Masyarakat Pendukung Kebudayaan dan Peradaban Lembah Sungai Hwang Ho dan
Yang Tse

Nama bangsa Han diambil dari nama
dinasti yang pernah memerintah pada 206SM-221M. Orang China juga menyebut
dirinya dengan bangsa Tang, mengambil dari nama dinasti yang pernah memerintah
pada 618M-906M dengan gilang gemilang. Bangsa Han
E. Kebudayaan dan Peradaban yang Berkembang di Lembah Sungai Hwang Ho dan Yang
Tse
Memudahkan dalam mengenal kebudayaan yang berkembang di lembah sungai Hwang
Ho dan Yang Tse. Peradaban yang berkembang, kami masukkan ke dalam sub tujuh
kebudayaan yang bersifat universal sebagai bentuk perkembangan dari kebudayaan
yang lebih lanjut.
- Sistem Religi
Sistem religi ini termasuk didalamnya kepercayaan, sistem nilai, pandangan
atau upacara kenegaraan.
- Kepercayaan sebelum adanya Lao Tse da Kong Fu Tse
Pemujaan dan penghormatan kepada leluhur sangat di junjung tinggi oleh
masyarakat China. Anak laki-laki mempunyai kewajiban berdoa untuk arwah orang
tua atau leluhur secara periodik. Sebagai penghormatan, makam leluhur dibangun
di tempat yang tinggi dan subur. Bangsa China juga percaya kepada dewa-dewa
alam (dewa sungai, dewa gunung, dewa laut, dan lain-lain) serta siluman-siluman
(ular, kera, babi, dan lain-lain). Dewa tertinggi adalah dewa Shang Ti (dewa
angin).
Bangsa China percaya pada banyak dewa. Mereka memuja dan menganggap
dewa-dewa memiliki kekuatan alam. Dunia digambarkan sebagai bidang segiempat
dan di atasnya tertutup oleh langit yang terdiri dari sembilan lapisan. Di
tengah-tengah dunia yang berbentuk segiempat terletak T’ienhsia, yaitu suatu
daerah yang didiami oleh bangsa China. Daerah T’ienhsia merupakan daerah yang
didiami oleh bangsa Barbar. Di luar daerah bangsa-bangsa Barbar terdapat daerah
kosong dan menjadi tempat tinggal para hantu dan Dewi Pa, yang menguasai musim
kemarau. Di sebelah timur dan selatan negara China ada empat lautan besar yang
disebut Su-hai. Dewa-dewa yang dipuja bangsa China pada saat itu di antaranya
Feng Pa (Dewa angin), Lei-Shih (Dewa Angin Topan), Tai-Shan (dewa yang
menguasai bukit suci), dan lain sebagainya.
Masyarakat lembah sungai kuning menganut polytheisme. Mereka memuja
dewa-dewi yang mempunyai kekuatan alam. Dewa yang mereka sembah antara lain:
Feng Pa (dewa angin ), Lei -Shih (dewa angin topan yang digambarkan sebagai
naga besar), Tai Shan (dewa yang menguasai bukit suci ), Ho Po (dewa penguasa
sungai Hoang-Ho). Untuk memuja Ho Po setiap tahun diadakan upacara yang
dipimpin oleh para pendeta perempuan dengan memberi sesaji berupa gadis tercantik
di China yang diterjunkan di sungai Hoang Ho tersebut.
Dewa langit adalah dewa yang mendapat pemujaan tertinggi. Masyarakat China
memuja dewa langit yang disebut Syang, karena langit adalah pemberi hujan dan
panas matahari. Sedangkan bumi sebagai lahan yang menerima sinar matahari dan
hujan dari langit. Sehingga masyarakat juga memuja dewi bumi. Selain pemujaan
kepada dewa-dewa masyarkat China juga memuja arwah leluhur. Upacara pemujaan
dilakukan oleh anak laki-laki tertua.
Kepercayaan ini tidak langsung menghilang ketika muncul filsafat seperti
Lao Tse dan Kong Fu Tse yang mengajarkan berbagai tentang norma dan nilai.
- Sistem Kemasyarakatan
Kekerabatan, kenegaraan, dan kesatuan hidup merupakan bagian dar
kemasyarakatan yang dimaksudkan.
- Model Pemerintahan Kenegaraan China
Ada dua macam sistem pemerintahan yang pernah dianut dalam kehidupan
kenegaraan China kuno, yaitu:
- Sistem Pemerintahan Feodal, dalam masa
pemerintahan ini, kaisar tidak menangani langsung urusan kenegaraan. Kondisi
ini berlatar belakang bahwa kedudukan kaisar bersifat sakral. Kaisar dihormati
sebagai utusan atau bahkan anak dewa langit, sehingga tidak layak mengurusi
politik praktis.
- Sistem Pemerintahan Unitaris, kaisar
berkuasa mutlak dalam memerintah. Kekuasaan negara berpusat di tangan kaisar,
sehingga kaisar campur tangan dalam segala urusan politik praktis.
- Sistem Pengetahuan
Pengetahuan, flora, fauna, waktu, ruang, bilangan, tubuh manusia, dan
perilaku antarmanusia merupakan bagian dari sistem pengetahuan.
- Astronomi
Ilmu pengetahuan yang telah
berkembang sejak jaman dongeng antara lain astronomi atau ilmu perbintangan.
Ilmu astronomi digunakan untuk:
- menentukan penanggalan yang didasarkan pada peredaran bulan;
- meramal masa depan manusia dan masa depan negara khususnya saat memasuki tahun baru imlek;
- mengetahui saat terjadinya gerhana matahari dan bulan; dan
- mengetahui perputaran atau pergantian musim yang erat hubungannya dengan kehidupan masyarakat seperti pertanian dan pelayaran.
- Bahasa
Masyarakat China sudah mengenal tulisan, yaitu tulisan gambar. Tulisan
gambar itu merupakan sebuah lambang dari apa yang hendak ditunjukkan. Tulisan
itu merupakan salah satu sarana komunikasi. Untuk memupuk rasa persatuan dan
rasa persaudaraan, pada permulaan abad ke-20 dikembangkan pemakaian bahasa
persatuan, yaitu bahasa Kuo-Yu.
- Aksara

China sudah mengenal aksara sejak
Dinasti Shang. Aksara Cina yang berbentuk pictograph ini termasuk jenis aksara
ideograph (aksara lambang benda). Aksara Cina ditulis di atas kulit penyu dan
tulang. Aksara gambar benda (ideograph) ini semula ditulis dan digambar untuk
kepentingan ramal-meramal, karena bangsa Cina sejak zaman dahulu suka dengan
ramalan.
Phitograph
- Kesenian

Patung Perunggu
- Seni Sastra
Perkembangan Sastra di zaman China
Kuno tidak dapat dipisahkan dengan berkembangnya tulisan. Awalnya penulisan
satra dilakukan di atas kulit penyu dan bambu. Namun setelah ditemukannya kertas
pada dinasti Han, karya sastra berkembang dengan pesat.
Ajaran Tao, Kong Fu Tse, dan Meng Tse mulai dibukukan, baik oleh filsuf
maupun oleh pengikutnya. Li Tai Po dan Tu Fu merupakan dua orang Pujangga yang
terkenal pada dinasti T’yang (abad ke-18 M). Hasil karyanya kebanyakan
berbentuk puisi. Szema Tzien pujangga pada zaman Dinasti Han telah mengarang
kita sejarah yang meliputi masa sejak zaman purba sampai dengan masa
pemerintahan Han Wu Ti. Karya sastra klasik lainnya yang tidak diketahui pengarangnya
adalah Sahih Chi (puisi klasik), Shu Ching (sejarah klasik), I Ching
(perubahan-perubahan), dan Chu Chin (musim semi dan musim gugur).
- Seni Bangunan

Untuk membuat tembok raksasa ini, diperlukan waktu ratusan tahun di zaman
berbagai kaisar. Semula, diperkirakan Qin Shi-huang yang memulai pembangunan
tembok itu, namun menurut penelitian dan catatan literatur sejarah, tembok itu
telah dibuat sebelum Dinasti Qin berdiri, tepatnya dibangun pertama kali pada
Zaman Negara-negara Berperang. Kaisar Qin Shi-huang meneruskan pembangunan dan
pengokohan tembok yang telah dibangun sebelumnya.Sepeninggal Qin Shi-huang,
pembuatan tembok ini sempat terhenti dan baru dilanjutkan kembali di zaman
Dinasti Sui, terakhir dilanjutkan lagi di zaman Dinasti Ming. Bentuk Tembok
Raksasa yang sekarang kita lihat adalah hasil pembangunan dari zaman Ming tadi.
Bagian dalam tembok berisi tanah yang bercampur dengan bata dan batu-batuan.
Bagian atasnya dibuat jalan utama untuk pasukan berkuda Tiongkok. Tembok
raksasa ini dibangun dalam waktu 18 abad lamanya dan selesai pada masa
kekuasaan Dinasti Ming (abad ke-17 M). Tembok Raksasa China dianggap sebagai
salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia. Pada tahun 1987, bangunan ini dimasukkan
dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO.

Kuil Dewa Beijing
- Istana,
kaisar atau raja China dibangun dengan sangat megah dan indah. Tujuannya
sebagai tanda penghormatan terhadap raja atau kaisar.
- Seni Lukis, perkembangan seni lukis sangat pesat, bahkan lukisan-lukisan hasil karya dari tokoh-tokoh ternama menghiasi dinding tembok istana atau kuil-kuil
Keramik merupakan salah satu peninggalan budaya bangsa Cina yang bermutu tinggi. Keramik yang berglasur (diberi lapisan keras yang berkilap) serta porselin Cina yang indah dibuat dengan teknik yang tinggi. Mangkuk, cawan dan piring-piring keramik Cina dikenal di Eropa juga di Indonesia. Tiap-tiap dinasti di Cina meninggalkan jenis keramiknya masing-masing.
- Sistem Mata Pencarian Hidup (Ekonomi)
Berburu, mengumpulkan makanan, bercocok tanam, peternakan, peternakan,
perikanan, dan perdagangan masuk ke dalam sistem mata pencarian hidup.
- Pertanian
Pada daerah yang subur itu masyarakat Cina hidup bercocok tanam seperti
menanam gandum, padi, teh, jagung dan kedelai. Pertanian Cina kuno sudah
dikenal sejak zaman Neolitikum, yakni sekitar tahun 5000 SM. Kemudian pada masa
pemerintahan Dinasti Chin (221-206 SM) terjadi kemajuan yang mencolok dalam
sistem pertanian. Pada masa ini pertanian sudah diusahakan secara intensif.
Pupuk sudah dikenal untuk menyuburkan tanah. Kemudian penggarapan lahan
dilakukan secara teratur agar kesuburan tanah dapat bertahan. Irigasi sudah
tertata dengan baik. Pada masa ini lahan gandum sudah diusahakan secara luas.
- Sistem Teknologi
Produksi, distribusi, transportasi, peralatan komunikasi, pekerjaan,
perhiasan, perumahan, atau senjata. Semua komponen itu masuk dalam sistem
teknologi.
Bumi China mengandung berbagai barang tambang seperti batu bara, besi,
timah, wolfram, emas dan tembaga, yang sebagian besar terdapat di daerah Yunan.
Pembuatan barang-barang seperti perhiasan, perabotan rumah tangga, alat-alat
senjata seperti pisau, pedang, tombak, cangkul, sabit dan lain-lain,
menunjukkan tingginya tingkat perkembangan teknologi masyarakat China pada saat
itu.
- Teknik Pembuatan Kertas dan Alat Cetak


Tidak ada komentar:
Posting Komentar