Selasa, 01 Oktober 2013

SUNGAI HUANG HO DAN YANG TZE KIAN.


A. Letak Sungai Hwang Ho dan Yang Tse
Wilayah Pegunungan Cina terbagi menjadi 2 yaitu Pegunungan Cina Utara dan Pegunungan Cina Selatan.
“Di dataran tinggi sebelah Utara mengalir sungai Hoang Ho, yang berhulu di pegunungan Kwen Lun di Tibet dan bermara di laut Kuning. “Di dataran tinggi sebelah Selatan mengalir sungai Yang Tse , yang berhulu di pegunungan Kwen Lun dan bermuara di Laut Cina timur.”
Sungai Hwang Ho memiliki panjang 5.464 km, sungai ini merupakan sungai terpanjang kedua di Tiongkok setelah Sungai Panjang (Yang Tse ).
B. Geografis Sungai Hwang Ho dan Yang Tse
“Di hilir kedua sungai besar tersebut, terdapat dataran rendah China yang subur. Kedua sungai besar itu merupakan urat nadi kehidupan bangsa China.Hilir sungai Hwang Ho (sungai kuning) yang subur tersebut ditanami dengan gandum. Padi di tanam di hilir sungai Yang Tse. Daerah subur di Cina terletak pada daerah aliran sungai besar. Dataran rendah yang subur tersebut di antaranya di “China tengah yang luasnya mencapai 300.000 km² dan dialiri oleh Sungai Kuning atau Huanghe.
C. Pengaruh Iklim Terhadap Tumbuh dan Berkembangnya Kebudayaan dan Peradaban di Lembah Sungai Hwang Ho dan Sungai Yang Tse
“Iklim di Cina adalah iklim musim. Pada bulan Maret sampai bulan September, Cina berada dalam musim penghujan. Sedang pada bulan September sampai bulan Maret terjadi sebaliknya, yaitu musim kemarau.”Jadi, Cina merupakan negara dengan Iklim Tropis. Namun di bagian utara beriklim subtropis dan sebagian beriklim dingin.
“Wilayah yang terbentang luas dari utara dan selatan (sehingga memiliki perbedaan garis lintang yang besar) menyebabkan perbedaan temperatur yang tajam, mulai dari udara dingin menyengat seperti di Siberia dan iklim tropis yang panas di selatan.”
Sejarah tertua di China di mulai dari Hwang Ho Dan Yang Tse , terlepas dari kesuburan tanah yang berada di aliran sungai-sungai. Jadi, lembah sungai merupakan lahan pertanian yang subur.
Faktor iklim memberikan sentuhan bagi perkembangan kebudayaan dan peradaban. Tantang dari pengaruh iklim tersebut:
  • Air sungai Hwang Ho membeku ketika musim dingin, hal memberikan andil bagi penghambatan terhadap aktivitas masyarakat.
  • Sesuai siklus iklim subtropis, musim dingin berganti dengan musim semi. Kedinginan memudar, salju-salju yang mencair, dan ini menjadikan air bah yang tentu menggenangi dataran rendah.
  • Kondisi ini memberikan tantangan bagi bangsa China untuk memberikan respons terhadap keadaan ini. Bentuk responsnya di tunjukan dengan dibangunnya tanggul-tanggul raksasa di sepanjang sungai. Sungai Hwang Ho kemudian dapat ditaklukkan. Sungai yang mengalir ini bewarna kuning, sehingga disebut juga dengan sungai kuning (Hwang Ho).
Kondisi yang serupa juga terjadi di sungai Yang Tse  yang berada di sebelah selatan. Ketika musim kemarau menyapa, dan musim hujan menghampiri maka sungai Yang Tse  banjir dan tentu saja hal yang serupa dengan sungai Hwang Ho terjadi, dimana dataran rendah menjadi tergenang.

D. Masyarakat Pendukung Kebudayaan dan Peradaban Lembah Sungai Hwang Ho dan Yang Tse

http://www.gamexeon.com/forum/imagehosting/201008/272784c6bd774b34ea.jpgDi Lembah Sungai Hwang-Ho yang subur ini, pada tahun 2500 SM, tumbuh peradaban manusia yang didukung oleh bangsa Han. Bangsa tersebut merupakan campuran ras Mongoloid dengan ras Kaukasoid. Menurut cerita, pada sekitar 1800-1600 SM di Lembah Sungai Hwang-Ho telah berdiri pemerintahan Dinasti Hsia dengan dasar budaya perunggu, tetapi masyarakatnya belum mengenal tulisan.
Nama bangsa Han diambil dari nama dinasti yang pernah memerintah pada 206SM-221M. Orang China juga menyebut dirinya dengan bangsa Tang, mengambil dari nama dinasti yang pernah memerintah pada  618M-906M dengan gilang gemilang.                                                                                                                     Bangsa Han
E. Kebudayaan dan Peradaban yang Berkembang di Lembah Sungai Hwang Ho dan Yang Tse
Memudahkan dalam mengenal kebudayaan yang berkembang di lembah sungai Hwang Ho dan Yang Tse. Peradaban yang berkembang, kami masukkan ke dalam sub tujuh kebudayaan yang bersifat universal sebagai bentuk perkembangan dari kebudayaan yang lebih lanjut.
  • Sistem Religi
Sistem religi ini termasuk didalamnya kepercayaan, sistem nilai, pandangan atau upacara kenegaraan.
  • Kepercayaan sebelum adanya Lao Tse da Kong Fu Tse
Pemujaan dan penghormatan kepada leluhur sangat di junjung tinggi oleh masyarakat China. Anak laki-laki mempunyai kewajiban berdoa untuk arwah orang tua atau leluhur secara periodik. Sebagai penghormatan, makam leluhur dibangun di tempat yang tinggi dan subur. Bangsa China juga percaya kepada dewa-dewa alam (dewa sungai, dewa gunung, dewa laut, dan lain-lain) serta siluman-siluman (ular, kera, babi, dan lain-lain). Dewa tertinggi adalah dewa Shang Ti (dewa angin).
Bangsa China percaya pada banyak dewa. Mereka memuja dan menganggap dewa-dewa memiliki kekuatan alam. Dunia digambarkan sebagai bidang segiempat dan di atasnya tertutup oleh langit yang terdiri dari sembilan lapisan. Di tengah-tengah dunia yang berbentuk segiempat terletak T’ienhsia, yaitu suatu daerah yang didiami oleh bangsa China. Daerah T’ienhsia merupakan daerah yang didiami oleh bangsa Barbar. Di luar daerah bangsa-bangsa Barbar terdapat daerah kosong dan menjadi tempat tinggal para hantu dan Dewi Pa, yang menguasai musim kemarau. Di sebelah timur dan selatan negara China ada empat lautan besar yang disebut Su-hai. Dewa-dewa yang dipuja bangsa China pada saat itu di antaranya Feng Pa (Dewa angin), Lei-Shih (Dewa Angin Topan), Tai-Shan (dewa yang menguasai bukit suci), dan lain sebagainya.
Masyarakat lembah sungai kuning menganut polytheisme. Mereka memuja dewa-dewi yang mempunyai kekuatan alam. Dewa yang mereka sembah antara lain: Feng Pa (dewa angin ), Lei -Shih (dewa angin topan yang digambarkan sebagai naga besar), Tai Shan (dewa yang menguasai bukit suci ), Ho Po (dewa penguasa sungai Hoang-Ho). Untuk memuja Ho Po setiap tahun diadakan upacara yang dipimpin oleh para pendeta perempuan dengan memberi sesaji berupa gadis tercantik di China yang diterjunkan di sungai Hoang Ho tersebut.
Dewa langit adalah dewa yang mendapat pemujaan tertinggi. Masyarakat China memuja dewa langit yang disebut Syang, karena langit adalah pemberi hujan dan panas matahari. Sedangkan bumi sebagai lahan yang menerima sinar matahari dan hujan dari langit. Sehingga masyarakat juga memuja dewi bumi. Selain pemujaan kepada dewa-dewa masyarkat China juga memuja arwah leluhur. Upacara pemujaan dilakukan oleh anak laki-laki tertua.
Kepercayaan ini tidak langsung menghilang ketika muncul filsafat seperti Lao Tse dan Kong Fu Tse yang mengajarkan berbagai tentang norma dan nilai.
  • Sistem Kemasyarakatan
Kekerabatan, kenegaraan, dan kesatuan hidup merupakan bagian dar kemasyarakatan yang dimaksudkan.
  • Model Pemerintahan Kenegaraan China
Ada dua macam sistem pemerintahan yang pernah dianut dalam kehidupan kenegaraan China kuno, yaitu:
-     Sistem Pemerintahan Feodal, dalam masa pemerintahan ini, kaisar tidak menangani langsung urusan kenegaraan. Kondisi ini berlatar belakang bahwa kedudukan kaisar bersifat sakral. Kaisar dihormati sebagai utusan atau bahkan anak dewa langit, sehingga tidak layak mengurusi politik praktis.
-      Sistem Pemerintahan Unitaris, kaisar berkuasa mutlak dalam memerintah. Kekuasaan negara berpusat di tangan kaisar, sehingga kaisar campur tangan dalam segala urusan politik praktis.
  • Sistem Pengetahuan
Pengetahuan, flora, fauna, waktu, ruang, bilangan, tubuh manusia, dan perilaku antarmanusia merupakan bagian dari sistem pengetahuan.
  • Astronomi
Ilmu pengetahuan yang telah berkembang sejak jaman dongeng antara lain astronomi atau ilmu perbintangan. Ilmu astronomi digunakan untuk:
  1. menentukan penanggalan yang didasarkan pada peredaran bulan;
  2. meramal masa depan manusia dan masa depan negara khususnya saat memasuki tahun baru imlek;
  3. mengetahui saat terjadinya gerhana matahari dan bulan; dan
  4. mengetahui perputaran atau pergantian musim yang erat hubungannya dengan kehidupan masyarakat seperti pertanian dan pelayaran.
  • Bahasa
Masyarakat China sudah mengenal tulisan, yaitu tulisan gambar. Tulisan gambar itu merupakan sebuah lambang dari apa yang hendak ditunjukkan. Tulisan itu merupakan salah satu sarana komunikasi. Untuk memupuk rasa persatuan dan rasa persaudaraan, pada permulaan abad ke-20 dikembangkan pemakaian bahasa persatuan, yaitu bahasa Kuo-Yu.
  • Aksara
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg21I-yROjCLa4CKzdcjLRm6Kq6J20IBzgi64Dik54OdmVG9-v2yMmJf4UlKHdqsrVfYx9CCsePqt4v3FQG4FiyiAfPAuo60C193HL4i1aBqZ0o6JhKxj83krdNINYkhmkvOKcrHQ5I7Ak/s200/PictographSumerian.jpg
China sudah mengenal aksara sejak Dinasti Shang. Aksara Cina yang berbentuk pictograph ini termasuk jenis aksara ideograph (aksara lambang benda). Aksara Cina ditulis di atas kulit penyu dan tulang. Aksara gambar benda (ideograph) ini semula ditulis dan digambar untuk kepentingan ramal-meramal, karena bangsa Cina sejak zaman dahulu suka dengan ramalan.


Phitograph

  • Kesenian
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/0e/BronzeFigurineDongsonCulture500BCE-300CEThailand.jpg/220px-BronzeFigurineDongsonCulture500BCE-300CEThailand.jpgSeni patung, pahat, relief, lukis, dan gambar, seni rias, vokal, musik, bagunan, sastra atau drama.



Patung Perunggu
  • Seni Sastra
Perkembangan Sastra di zaman China Kuno tidak dapat dipisahkan dengan berkembangnya tulisan. Awalnya penulisan satra dilakukan di atas kulit penyu dan bambu. Namun setelah ditemukannya kertas pada dinasti Han, karya sastra berkembang dengan pesat.
Ajaran Tao, Kong Fu Tse, dan Meng Tse mulai dibukukan, baik oleh filsuf maupun oleh pengikutnya. Li Tai Po dan Tu Fu merupakan dua orang Pujangga yang terkenal pada dinasti T’yang (abad ke-18 M). Hasil karyanya kebanyakan berbentuk puisi. Szema Tzien pujangga pada zaman Dinasti Han telah mengarang kita sejarah yang meliputi masa sejak zaman purba sampai dengan masa pemerintahan Han Wu Ti. Karya sastra klasik lainnya yang tidak diketahui pengarangnya adalah Sahih Chi (puisi klasik), Shu Ching (sejarah klasik), I Ching (perubahan-perubahan), dan Chu Chin (musim semi dan musim gugur).
  • Seni Bangunan
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/4d/The_Great_Wall_pic_1.jpg/220px-The_Great_Wall_pic_1.jpg-     Tembok Besar China (The Great Wall of China) dibangun pada masa pemerintahan Dinasti Chin. Namun, sebelum dinasti Chin berkuasa di China, sebenarnya di daerah China utara sudah dibangun dinding terpisah untuk menangkal serangan yang dilakukan oleh suku di sebelah utara China. Pada masa pemerintahan kaisar Shih Huang TI, dinding-dinding itu dihubungkan menjadi tembok raksasa yang panjangnya mencapai 7000 kilometer dan tingginya 16 meter serta lebarnya 8 meter. Pada jarak tertentu didirikan benteng pertahan yang dijaga ketat oleh pasukan China.
Untuk membuat tembok raksasa ini, diperlukan waktu ratusan tahun di zaman berbagai kaisar. Semula, diperkirakan Qin Shi-huang yang memulai pembangunan tembok itu, namun menurut penelitian dan catatan literatur sejarah, tembok itu telah dibuat sebelum Dinasti Qin berdiri, tepatnya dibangun pertama kali pada Zaman Negara-negara Berperang. Kaisar Qin Shi-huang meneruskan pembangunan dan pengokohan tembok yang telah dibangun sebelumnya.Sepeninggal Qin Shi-huang, pembuatan tembok ini sempat terhenti dan baru dilanjutkan kembali di zaman Dinasti Sui, terakhir dilanjutkan lagi di zaman Dinasti Ming. Bentuk Tembok Raksasa yang sekarang kita lihat adalah hasil pembangunan dari zaman Ming tadi. Bagian dalam tembok berisi tanah yang bercampur dengan bata dan batu-batuan. Bagian atasnya dibuat jalan utama untuk pasukan berkuda Tiongkok. Tembok raksasa ini dibangun dalam waktu 18 abad lamanya dan selesai pada masa kekuasaan Dinasti Ming (abad ke-17 M). Tembok Raksasa China dianggap sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia. Pada tahun 1987, bangunan ini dimasukkan dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEidC_fNQ1drXpAwPc3aJ94zaBli5bUyT2kZAVdzGTA1e1n5Ax5uDhE2odxtp4tWPcVREuHJKU8rGgYX9yBVIYm2_9gjZ1JAylmH01Wl1MCLR4-YIhfRVbO3aOCrMfUfNrruSMyaIoEl1m/s1600/temple+of+God+1.jpg-     Kuil, salah satu kuil yang terkenal di China bernama Kuil Dewa Beijing. Terbuat dari batu pualam yang dikelilingi tiga pelataran yang amat indah serta di bagian tengah terdapat tangga yang terbuat dari batu pualam pilihan. Atap bangunan dibuat berlapis tiga.

Kuil Dewa Beijing

-     Istana, kaisar atau raja China dibangun dengan sangat megah dan indah. Tujuannya sebagai tanda penghormatan terhadap raja atau kaisar.
  • Seni Lukis, perkembangan seni lukis sangat pesat, bahkan lukisan-lukisan hasil karya dari tokoh-tokoh ternama menghiasi dinding tembok istana atau kuil-kuil
  • https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxfbWJhee8hwTEvBYYeRSZ51EpbcNHXHB4OFlAlBX5k2SvpK-gbCPKpY5K3s8jqwRcboaGswDUGAxIRIiWHjE-S7CGHEP5r1VL8vK3A0VGWS6lihwPZfsGssfNiqN53QA364TMoDzGAAo/s400/Piring+Ikan_03.jpgKeramik merupakan salah satu peninggalan budaya bangsa Cina yang bermutu tinggi. Keramik yang berglasur (diberi lapisan keras yang berkilap) serta porselin Cina yang indah dibuat dengan teknik yang tinggi. Mangkuk, cawan dan piring-piring keramik Cina dikenal di Eropa juga di Indonesia. Tiap-tiap dinasti di Cina meninggalkan jenis keramiknya masing-masing.


  • Sistem Mata Pencarian Hidup (Ekonomi)
Berburu, mengumpulkan makanan, bercocok tanam, peternakan, peternakan, perikanan, dan perdagangan masuk ke dalam sistem mata pencarian hidup.
  • Pertanian
Pada daerah yang subur itu masyarakat Cina hidup bercocok tanam seperti menanam gandum, padi, teh, jagung dan kedelai. Pertanian Cina kuno sudah dikenal sejak zaman Neolitikum, yakni sekitar tahun 5000 SM. Kemudian pada masa pemerintahan Dinasti Chin (221-206 SM) terjadi kemajuan yang mencolok dalam sistem pertanian. Pada masa ini pertanian sudah diusahakan secara intensif. Pupuk sudah dikenal untuk menyuburkan tanah. Kemudian penggarapan lahan dilakukan secara teratur agar kesuburan tanah dapat bertahan. Irigasi sudah tertata dengan baik. Pada masa ini lahan gandum sudah diusahakan secara luas.
  • Sistem Teknologi
Produksi, distribusi, transportasi, peralatan komunikasi, pekerjaan, perhiasan, perumahan, atau senjata. Semua komponen itu masuk dalam sistem teknologi.
Bumi China mengandung berbagai barang tambang seperti batu bara, besi, timah, wolfram, emas dan tembaga, yang sebagian besar terdapat di daerah Yunan. Pembuatan barang-barang seperti perhiasan, perabotan rumah tangga, alat-alat senjata seperti pisau, pedang, tombak, cangkul, sabit dan lain-lain, menunjukkan tingginya tingkat perkembangan teknologi masyarakat China pada saat itu.
  • Teknik Pembuatan Kertas dan Alat Cetak
Pada zaman Dinasti Chou, aksara China ditulis pada potongan bambu. Cara menuliskannya adalah dari atas ke bawah. Sekitar tahun 105 M, pada masa Dinasti Han ditemukan teknik pembuatan kertas yang dibuat dari campuran bubur kayu dan lem. Sehingga aksara Cina kemudian ditulis di atas kertas. Penemu tersebut bernama Tsai Lun. Adapun pada zaman Dinasti T’ang ditemukan teknik cetak (untuk mencetak buku dan kalender).
Bangsa China juga menemukan tik gerak (movable type) yaitu blok-blok kayu dengan huruf-huruf yang dicungkil ke luar. Dengan penemuan kertas dan alat cetak tersebut memungkinkan adanya penerbitan buku-buku dalam jumlah yang besar dan dengan harga murah. Bangsa China termasuk bangsa yang sangat memperhatikan tulisan. Penemuan kertas dan alat cetak juga membantu penyebaran karya sastra di China.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selasa, 01 Oktober 2013

SUNGAI HUANG HO DAN YANG TZE KIAN.


A. Letak Sungai Hwang Ho dan Yang Tse
Wilayah Pegunungan Cina terbagi menjadi 2 yaitu Pegunungan Cina Utara dan Pegunungan Cina Selatan.
“Di dataran tinggi sebelah Utara mengalir sungai Hoang Ho, yang berhulu di pegunungan Kwen Lun di Tibet dan bermara di laut Kuning. “Di dataran tinggi sebelah Selatan mengalir sungai Yang Tse , yang berhulu di pegunungan Kwen Lun dan bermuara di Laut Cina timur.”
Sungai Hwang Ho memiliki panjang 5.464 km, sungai ini merupakan sungai terpanjang kedua di Tiongkok setelah Sungai Panjang (Yang Tse ).
B. Geografis Sungai Hwang Ho dan Yang Tse
“Di hilir kedua sungai besar tersebut, terdapat dataran rendah China yang subur. Kedua sungai besar itu merupakan urat nadi kehidupan bangsa China.Hilir sungai Hwang Ho (sungai kuning) yang subur tersebut ditanami dengan gandum. Padi di tanam di hilir sungai Yang Tse. Daerah subur di Cina terletak pada daerah aliran sungai besar. Dataran rendah yang subur tersebut di antaranya di “China tengah yang luasnya mencapai 300.000 km² dan dialiri oleh Sungai Kuning atau Huanghe.
C. Pengaruh Iklim Terhadap Tumbuh dan Berkembangnya Kebudayaan dan Peradaban di Lembah Sungai Hwang Ho dan Sungai Yang Tse
“Iklim di Cina adalah iklim musim. Pada bulan Maret sampai bulan September, Cina berada dalam musim penghujan. Sedang pada bulan September sampai bulan Maret terjadi sebaliknya, yaitu musim kemarau.”Jadi, Cina merupakan negara dengan Iklim Tropis. Namun di bagian utara beriklim subtropis dan sebagian beriklim dingin.
“Wilayah yang terbentang luas dari utara dan selatan (sehingga memiliki perbedaan garis lintang yang besar) menyebabkan perbedaan temperatur yang tajam, mulai dari udara dingin menyengat seperti di Siberia dan iklim tropis yang panas di selatan.”
Sejarah tertua di China di mulai dari Hwang Ho Dan Yang Tse , terlepas dari kesuburan tanah yang berada di aliran sungai-sungai. Jadi, lembah sungai merupakan lahan pertanian yang subur.
Faktor iklim memberikan sentuhan bagi perkembangan kebudayaan dan peradaban. Tantang dari pengaruh iklim tersebut:
  • Air sungai Hwang Ho membeku ketika musim dingin, hal memberikan andil bagi penghambatan terhadap aktivitas masyarakat.
  • Sesuai siklus iklim subtropis, musim dingin berganti dengan musim semi. Kedinginan memudar, salju-salju yang mencair, dan ini menjadikan air bah yang tentu menggenangi dataran rendah.
  • Kondisi ini memberikan tantangan bagi bangsa China untuk memberikan respons terhadap keadaan ini. Bentuk responsnya di tunjukan dengan dibangunnya tanggul-tanggul raksasa di sepanjang sungai. Sungai Hwang Ho kemudian dapat ditaklukkan. Sungai yang mengalir ini bewarna kuning, sehingga disebut juga dengan sungai kuning (Hwang Ho).
Kondisi yang serupa juga terjadi di sungai Yang Tse  yang berada di sebelah selatan. Ketika musim kemarau menyapa, dan musim hujan menghampiri maka sungai Yang Tse  banjir dan tentu saja hal yang serupa dengan sungai Hwang Ho terjadi, dimana dataran rendah menjadi tergenang.

D. Masyarakat Pendukung Kebudayaan dan Peradaban Lembah Sungai Hwang Ho dan Yang Tse

http://www.gamexeon.com/forum/imagehosting/201008/272784c6bd774b34ea.jpgDi Lembah Sungai Hwang-Ho yang subur ini, pada tahun 2500 SM, tumbuh peradaban manusia yang didukung oleh bangsa Han. Bangsa tersebut merupakan campuran ras Mongoloid dengan ras Kaukasoid. Menurut cerita, pada sekitar 1800-1600 SM di Lembah Sungai Hwang-Ho telah berdiri pemerintahan Dinasti Hsia dengan dasar budaya perunggu, tetapi masyarakatnya belum mengenal tulisan.
Nama bangsa Han diambil dari nama dinasti yang pernah memerintah pada 206SM-221M. Orang China juga menyebut dirinya dengan bangsa Tang, mengambil dari nama dinasti yang pernah memerintah pada  618M-906M dengan gilang gemilang.                                                                                                                     Bangsa Han
E. Kebudayaan dan Peradaban yang Berkembang di Lembah Sungai Hwang Ho dan Yang Tse
Memudahkan dalam mengenal kebudayaan yang berkembang di lembah sungai Hwang Ho dan Yang Tse. Peradaban yang berkembang, kami masukkan ke dalam sub tujuh kebudayaan yang bersifat universal sebagai bentuk perkembangan dari kebudayaan yang lebih lanjut.
  • Sistem Religi
Sistem religi ini termasuk didalamnya kepercayaan, sistem nilai, pandangan atau upacara kenegaraan.
  • Kepercayaan sebelum adanya Lao Tse da Kong Fu Tse
Pemujaan dan penghormatan kepada leluhur sangat di junjung tinggi oleh masyarakat China. Anak laki-laki mempunyai kewajiban berdoa untuk arwah orang tua atau leluhur secara periodik. Sebagai penghormatan, makam leluhur dibangun di tempat yang tinggi dan subur. Bangsa China juga percaya kepada dewa-dewa alam (dewa sungai, dewa gunung, dewa laut, dan lain-lain) serta siluman-siluman (ular, kera, babi, dan lain-lain). Dewa tertinggi adalah dewa Shang Ti (dewa angin).
Bangsa China percaya pada banyak dewa. Mereka memuja dan menganggap dewa-dewa memiliki kekuatan alam. Dunia digambarkan sebagai bidang segiempat dan di atasnya tertutup oleh langit yang terdiri dari sembilan lapisan. Di tengah-tengah dunia yang berbentuk segiempat terletak T’ienhsia, yaitu suatu daerah yang didiami oleh bangsa China. Daerah T’ienhsia merupakan daerah yang didiami oleh bangsa Barbar. Di luar daerah bangsa-bangsa Barbar terdapat daerah kosong dan menjadi tempat tinggal para hantu dan Dewi Pa, yang menguasai musim kemarau. Di sebelah timur dan selatan negara China ada empat lautan besar yang disebut Su-hai. Dewa-dewa yang dipuja bangsa China pada saat itu di antaranya Feng Pa (Dewa angin), Lei-Shih (Dewa Angin Topan), Tai-Shan (dewa yang menguasai bukit suci), dan lain sebagainya.
Masyarakat lembah sungai kuning menganut polytheisme. Mereka memuja dewa-dewi yang mempunyai kekuatan alam. Dewa yang mereka sembah antara lain: Feng Pa (dewa angin ), Lei -Shih (dewa angin topan yang digambarkan sebagai naga besar), Tai Shan (dewa yang menguasai bukit suci ), Ho Po (dewa penguasa sungai Hoang-Ho). Untuk memuja Ho Po setiap tahun diadakan upacara yang dipimpin oleh para pendeta perempuan dengan memberi sesaji berupa gadis tercantik di China yang diterjunkan di sungai Hoang Ho tersebut.
Dewa langit adalah dewa yang mendapat pemujaan tertinggi. Masyarakat China memuja dewa langit yang disebut Syang, karena langit adalah pemberi hujan dan panas matahari. Sedangkan bumi sebagai lahan yang menerima sinar matahari dan hujan dari langit. Sehingga masyarakat juga memuja dewi bumi. Selain pemujaan kepada dewa-dewa masyarkat China juga memuja arwah leluhur. Upacara pemujaan dilakukan oleh anak laki-laki tertua.
Kepercayaan ini tidak langsung menghilang ketika muncul filsafat seperti Lao Tse dan Kong Fu Tse yang mengajarkan berbagai tentang norma dan nilai.
  • Sistem Kemasyarakatan
Kekerabatan, kenegaraan, dan kesatuan hidup merupakan bagian dar kemasyarakatan yang dimaksudkan.
  • Model Pemerintahan Kenegaraan China
Ada dua macam sistem pemerintahan yang pernah dianut dalam kehidupan kenegaraan China kuno, yaitu:
-     Sistem Pemerintahan Feodal, dalam masa pemerintahan ini, kaisar tidak menangani langsung urusan kenegaraan. Kondisi ini berlatar belakang bahwa kedudukan kaisar bersifat sakral. Kaisar dihormati sebagai utusan atau bahkan anak dewa langit, sehingga tidak layak mengurusi politik praktis.
-      Sistem Pemerintahan Unitaris, kaisar berkuasa mutlak dalam memerintah. Kekuasaan negara berpusat di tangan kaisar, sehingga kaisar campur tangan dalam segala urusan politik praktis.
  • Sistem Pengetahuan
Pengetahuan, flora, fauna, waktu, ruang, bilangan, tubuh manusia, dan perilaku antarmanusia merupakan bagian dari sistem pengetahuan.
  • Astronomi
Ilmu pengetahuan yang telah berkembang sejak jaman dongeng antara lain astronomi atau ilmu perbintangan. Ilmu astronomi digunakan untuk:
  1. menentukan penanggalan yang didasarkan pada peredaran bulan;
  2. meramal masa depan manusia dan masa depan negara khususnya saat memasuki tahun baru imlek;
  3. mengetahui saat terjadinya gerhana matahari dan bulan; dan
  4. mengetahui perputaran atau pergantian musim yang erat hubungannya dengan kehidupan masyarakat seperti pertanian dan pelayaran.
  • Bahasa
Masyarakat China sudah mengenal tulisan, yaitu tulisan gambar. Tulisan gambar itu merupakan sebuah lambang dari apa yang hendak ditunjukkan. Tulisan itu merupakan salah satu sarana komunikasi. Untuk memupuk rasa persatuan dan rasa persaudaraan, pada permulaan abad ke-20 dikembangkan pemakaian bahasa persatuan, yaitu bahasa Kuo-Yu.
  • Aksara
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg21I-yROjCLa4CKzdcjLRm6Kq6J20IBzgi64Dik54OdmVG9-v2yMmJf4UlKHdqsrVfYx9CCsePqt4v3FQG4FiyiAfPAuo60C193HL4i1aBqZ0o6JhKxj83krdNINYkhmkvOKcrHQ5I7Ak/s200/PictographSumerian.jpg
China sudah mengenal aksara sejak Dinasti Shang. Aksara Cina yang berbentuk pictograph ini termasuk jenis aksara ideograph (aksara lambang benda). Aksara Cina ditulis di atas kulit penyu dan tulang. Aksara gambar benda (ideograph) ini semula ditulis dan digambar untuk kepentingan ramal-meramal, karena bangsa Cina sejak zaman dahulu suka dengan ramalan.


Phitograph

  • Kesenian
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/0e/BronzeFigurineDongsonCulture500BCE-300CEThailand.jpg/220px-BronzeFigurineDongsonCulture500BCE-300CEThailand.jpgSeni patung, pahat, relief, lukis, dan gambar, seni rias, vokal, musik, bagunan, sastra atau drama.



Patung Perunggu
  • Seni Sastra
Perkembangan Sastra di zaman China Kuno tidak dapat dipisahkan dengan berkembangnya tulisan. Awalnya penulisan satra dilakukan di atas kulit penyu dan bambu. Namun setelah ditemukannya kertas pada dinasti Han, karya sastra berkembang dengan pesat.
Ajaran Tao, Kong Fu Tse, dan Meng Tse mulai dibukukan, baik oleh filsuf maupun oleh pengikutnya. Li Tai Po dan Tu Fu merupakan dua orang Pujangga yang terkenal pada dinasti T’yang (abad ke-18 M). Hasil karyanya kebanyakan berbentuk puisi. Szema Tzien pujangga pada zaman Dinasti Han telah mengarang kita sejarah yang meliputi masa sejak zaman purba sampai dengan masa pemerintahan Han Wu Ti. Karya sastra klasik lainnya yang tidak diketahui pengarangnya adalah Sahih Chi (puisi klasik), Shu Ching (sejarah klasik), I Ching (perubahan-perubahan), dan Chu Chin (musim semi dan musim gugur).
  • Seni Bangunan
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/4d/The_Great_Wall_pic_1.jpg/220px-The_Great_Wall_pic_1.jpg-     Tembok Besar China (The Great Wall of China) dibangun pada masa pemerintahan Dinasti Chin. Namun, sebelum dinasti Chin berkuasa di China, sebenarnya di daerah China utara sudah dibangun dinding terpisah untuk menangkal serangan yang dilakukan oleh suku di sebelah utara China. Pada masa pemerintahan kaisar Shih Huang TI, dinding-dinding itu dihubungkan menjadi tembok raksasa yang panjangnya mencapai 7000 kilometer dan tingginya 16 meter serta lebarnya 8 meter. Pada jarak tertentu didirikan benteng pertahan yang dijaga ketat oleh pasukan China.
Untuk membuat tembok raksasa ini, diperlukan waktu ratusan tahun di zaman berbagai kaisar. Semula, diperkirakan Qin Shi-huang yang memulai pembangunan tembok itu, namun menurut penelitian dan catatan literatur sejarah, tembok itu telah dibuat sebelum Dinasti Qin berdiri, tepatnya dibangun pertama kali pada Zaman Negara-negara Berperang. Kaisar Qin Shi-huang meneruskan pembangunan dan pengokohan tembok yang telah dibangun sebelumnya.Sepeninggal Qin Shi-huang, pembuatan tembok ini sempat terhenti dan baru dilanjutkan kembali di zaman Dinasti Sui, terakhir dilanjutkan lagi di zaman Dinasti Ming. Bentuk Tembok Raksasa yang sekarang kita lihat adalah hasil pembangunan dari zaman Ming tadi. Bagian dalam tembok berisi tanah yang bercampur dengan bata dan batu-batuan. Bagian atasnya dibuat jalan utama untuk pasukan berkuda Tiongkok. Tembok raksasa ini dibangun dalam waktu 18 abad lamanya dan selesai pada masa kekuasaan Dinasti Ming (abad ke-17 M). Tembok Raksasa China dianggap sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia. Pada tahun 1987, bangunan ini dimasukkan dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEidC_fNQ1drXpAwPc3aJ94zaBli5bUyT2kZAVdzGTA1e1n5Ax5uDhE2odxtp4tWPcVREuHJKU8rGgYX9yBVIYm2_9gjZ1JAylmH01Wl1MCLR4-YIhfRVbO3aOCrMfUfNrruSMyaIoEl1m/s1600/temple+of+God+1.jpg-     Kuil, salah satu kuil yang terkenal di China bernama Kuil Dewa Beijing. Terbuat dari batu pualam yang dikelilingi tiga pelataran yang amat indah serta di bagian tengah terdapat tangga yang terbuat dari batu pualam pilihan. Atap bangunan dibuat berlapis tiga.

Kuil Dewa Beijing

-     Istana, kaisar atau raja China dibangun dengan sangat megah dan indah. Tujuannya sebagai tanda penghormatan terhadap raja atau kaisar.
  • Seni Lukis, perkembangan seni lukis sangat pesat, bahkan lukisan-lukisan hasil karya dari tokoh-tokoh ternama menghiasi dinding tembok istana atau kuil-kuil
  • https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxfbWJhee8hwTEvBYYeRSZ51EpbcNHXHB4OFlAlBX5k2SvpK-gbCPKpY5K3s8jqwRcboaGswDUGAxIRIiWHjE-S7CGHEP5r1VL8vK3A0VGWS6lihwPZfsGssfNiqN53QA364TMoDzGAAo/s400/Piring+Ikan_03.jpgKeramik merupakan salah satu peninggalan budaya bangsa Cina yang bermutu tinggi. Keramik yang berglasur (diberi lapisan keras yang berkilap) serta porselin Cina yang indah dibuat dengan teknik yang tinggi. Mangkuk, cawan dan piring-piring keramik Cina dikenal di Eropa juga di Indonesia. Tiap-tiap dinasti di Cina meninggalkan jenis keramiknya masing-masing.


  • Sistem Mata Pencarian Hidup (Ekonomi)
Berburu, mengumpulkan makanan, bercocok tanam, peternakan, peternakan, perikanan, dan perdagangan masuk ke dalam sistem mata pencarian hidup.
  • Pertanian
Pada daerah yang subur itu masyarakat Cina hidup bercocok tanam seperti menanam gandum, padi, teh, jagung dan kedelai. Pertanian Cina kuno sudah dikenal sejak zaman Neolitikum, yakni sekitar tahun 5000 SM. Kemudian pada masa pemerintahan Dinasti Chin (221-206 SM) terjadi kemajuan yang mencolok dalam sistem pertanian. Pada masa ini pertanian sudah diusahakan secara intensif. Pupuk sudah dikenal untuk menyuburkan tanah. Kemudian penggarapan lahan dilakukan secara teratur agar kesuburan tanah dapat bertahan. Irigasi sudah tertata dengan baik. Pada masa ini lahan gandum sudah diusahakan secara luas.
  • Sistem Teknologi
Produksi, distribusi, transportasi, peralatan komunikasi, pekerjaan, perhiasan, perumahan, atau senjata. Semua komponen itu masuk dalam sistem teknologi.
Bumi China mengandung berbagai barang tambang seperti batu bara, besi, timah, wolfram, emas dan tembaga, yang sebagian besar terdapat di daerah Yunan. Pembuatan barang-barang seperti perhiasan, perabotan rumah tangga, alat-alat senjata seperti pisau, pedang, tombak, cangkul, sabit dan lain-lain, menunjukkan tingginya tingkat perkembangan teknologi masyarakat China pada saat itu.
  • Teknik Pembuatan Kertas dan Alat Cetak
Pada zaman Dinasti Chou, aksara China ditulis pada potongan bambu. Cara menuliskannya adalah dari atas ke bawah. Sekitar tahun 105 M, pada masa Dinasti Han ditemukan teknik pembuatan kertas yang dibuat dari campuran bubur kayu dan lem. Sehingga aksara Cina kemudian ditulis di atas kertas. Penemu tersebut bernama Tsai Lun. Adapun pada zaman Dinasti T’ang ditemukan teknik cetak (untuk mencetak buku dan kalender).
Bangsa China juga menemukan tik gerak (movable type) yaitu blok-blok kayu dengan huruf-huruf yang dicungkil ke luar. Dengan penemuan kertas dan alat cetak tersebut memungkinkan adanya penerbitan buku-buku dalam jumlah yang besar dan dengan harga murah. Bangsa China termasuk bangsa yang sangat memperhatikan tulisan. Penemuan kertas dan alat cetak juga membantu penyebaran karya sastra di China.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar