Di era global dengan semakin berkembanya
teknologi yang dapat memicu kreatifitas dan inovasi inovasi terbaru di berbagai
bidang yang dengan inovasi ini dapat diijadikan
sebagai awalan untuk membuka suatu lapangan pekerjaan. Globalisasi teknologi
yang sangat mempengaruhi perkembangan setiap bidang yang salah satunya adalah
bidang usaha telah dimanfaatkan dalam setiap proses dalam usaha tersebut, mulai
dari produksi, distribusi dan konsumsi.
Dalam bidang usaha sering kali kita dengar
kata enterpreneurship. Enterpreneurship berasal dari kata enterpreneur
yang merujuk pada seseorang yang menciptakan bisnis/usaha dengan keberanian
menanggung resiko untuk mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara
mengidentifikasikan peluang yang ada. Sedangkan technopreneurship merupakan
pengembangan dari enterpreneurship. Webster Dictionary mendefinisikan
Technopreneur sebagai seorang entrepreneur dimana bisnisnya melibatkan
teknologi tinggi. Technopreneurship merupakan gabungan dari dua kata, yaitu
teknologi dan enterpreneurship. Teknologi sendiri merupakan cara atau metode
untuk mengolah sesuatu agar terjadi efisiensi biaya dan waktu. Terdapat empat
aspek dasar dari technopreneurship, yaitu
1.
Technoprenuership adalah proses
penciptaan suatu bisnis menggunakan media teknologi.
2.
Technopreneurship memerlukan waktu dan
daya.
3.
Adanya penilaian terhadap resiko.
Jenis resiko bermacam-macam tetapi umumnya dalam bentu keuangan, fisik, dan
sosial.
4.
Penghargaan dari menjadi
entrepreneurship. Penghargaan dapat berupa kebebasan, kepuasan pribadi, maupun
uang.
Manfaat dari inovasi dan kreatifitas serta
technopreneurship tidak hanya dirasakan oleh industri, tetapi juga dapat dirasakan oleh
masyarakat yang memilki kemampuan ekonomi menegah kebawah. Ada beberapa bidang
investasi dan inovasi yang dapat diprioritaskan untuk memberi manfaat kepada
masyarakat ekonomi lemah terdiri dari air, energi, kesehatan, petanian, dana
keanekaragaman hayati. Bidang-bidang diatas masyarakat ekonomi lemah di Indonesia
banyak menghadapi permasalah. pengembangan Technopreneurship dapat diarahkan
sebagai upaya untuk menyelesaikan permasalah tersebut.
1.
Water (air)
Karena adanya krisis
air bersih dan banyaknya kebutuhan akan air dari masyarakat di Indonesia. Seorang
technopreneur diaharapkan dapat menciptakan ide dari permasalahan ini yang
kemudian dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
2.
Energy (energi)
Ketika krisis energi
yang semakin memburuk melanda seluruh dunia. Dan yang pasti yang menjadi korban
adalah rakyat kecil kebawah. seorang technopreneurship diharapkan dapat
menyelesaikan masalah ini denagn inovasinya yang berbasis teknologi.
3.
Health (Kesehatan)
Kesehatan adalah yang
terpenting untuk setiap masyarakat, karena jika keadaan tubuh kurang sehat akan
mempengaruhi produktivitas yang dihasilkan. Oleh karena itu fasilitas kesehatan
sangat dibutuhkan. Pelayanan kesehatan yang murah dan berkualitas sangat
dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat kecil ke bawah.
4.
Agriculture (petanian)
Sebagian besar pangan
Indonesia bersalah dari luar negeri atau import. Kenapa harus import, padahal
Indonesia dulu dijuluki negara agrikultur (bahkan hingga hari ini). Penataan
lahan yang kurang baik serta diiringi oleh perilaku para pejabat atas yang
kurang baik menyebabkan hal ini bisa terjadi.
5.
Biodiversity (keanekaragaman hayati)
Indonesia terkenal
akan kebudayaan hayati yang beragam. Berratus-ratus spesies tumbuh di tanah
Indonesia ini. Hal ini merupakan kekayaan lain dari Indonesia. Tetapi hal ini
tidak menjadi sorotan, padahal hal ini berdampak baikbagi perekonomi indonesia
terutama bagi para praktisi wirausaha. Inilah tantangan lain yang harus
diselesaikan pra pakar Technopreneurship untuk mempromosikan kekayaan hayati
Indonesia sehingga dapat dikenal oleh seleuruh masyarakat Indonesia dan umumnya
untuk masyarakat dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar