Rabu, 07 Oktober 2015

TECHNOPRENEURSHIP

Di era global dengan semakin berkembanya teknologi yang dapat memicu kreatifitas dan inovasi inovasi terbaru di berbagai bidang yang dengan  inovasi ini dapat diijadikan sebagai awalan untuk membuka suatu lapangan pekerjaan. Globalisasi teknologi yang sangat mempengaruhi perkembangan setiap bidang yang salah satunya adalah bidang usaha telah dimanfaatkan dalam setiap proses dalam usaha tersebut, mulai dari produksi, distribusi dan konsumsi.
Dalam bidang usaha sering kali kita dengar kata enterpreneurship. Enterpreneurship berasal dari kata enterpreneur yang merujuk pada seseorang yang menciptakan bisnis/usaha dengan keberanian menanggung resiko untuk mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasikan peluang yang ada. Sedangkan technopreneurship merupakan pengembangan dari enterpreneurship. Webster Dictionary mendefinisikan Technopreneur sebagai seorang entrepreneur dimana bisnisnya melibatkan teknologi tinggi. Technopreneurship merupakan gabungan dari dua kata, yaitu teknologi dan enterpreneurship. Teknologi sendiri merupakan cara atau metode untuk mengolah sesuatu agar terjadi efisiensi biaya dan waktu. Terdapat empat aspek dasar dari technopreneurship, yaitu
1.   Technoprenuership adalah proses penciptaan suatu bisnis menggunakan media teknologi.
2.   Technopreneurship memerlukan waktu dan daya.
3.   Adanya penilaian terhadap resiko. Jenis resiko bermacam-macam tetapi umumnya dalam bentu keuangan, fisik, dan sosial.
4.   Penghargaan dari menjadi entrepreneurship. Penghargaan dapat berupa kebebasan, kepuasan pribadi, maupun uang.

Manfaat dari inovasi dan kreatifitas serta technopreneurship tidak hanya dirasakan oleh  industri, tetapi juga dapat dirasakan oleh masyarakat yang memilki kemampuan ekonomi menegah kebawah. Ada beberapa bidang investasi dan inovasi yang dapat diprioritaskan untuk memberi manfaat kepada masyarakat ekonomi lemah terdiri dari air, energi, kesehatan, petanian, dana keanekaragaman hayati. Bidang-bidang diatas masyarakat ekonomi lemah di Indonesia banyak menghadapi permasalah. pengembangan Technopreneurship dapat diarahkan sebagai upaya untuk menyelesaikan permasalah tersebut.
1.   Water (air)
Karena adanya krisis air bersih dan banyaknya kebutuhan akan air dari masyarakat di Indonesia. Seorang technopreneur diaharapkan dapat menciptakan ide dari permasalahan ini yang kemudian dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
2.   Energy (energi)
Ketika krisis energi yang semakin memburuk melanda seluruh dunia. Dan yang pasti yang menjadi korban adalah rakyat kecil kebawah. seorang technopreneurship diharapkan dapat menyelesaikan masalah ini denagn inovasinya yang berbasis teknologi.
3.   Health (Kesehatan)
Kesehatan adalah yang terpenting untuk setiap masyarakat, karena jika keadaan tubuh kurang sehat akan mempengaruhi produktivitas yang dihasilkan. Oleh karena itu fasilitas kesehatan sangat dibutuhkan. Pelayanan kesehatan yang murah dan berkualitas sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat kecil ke bawah.
4.   Agriculture (petanian)
Sebagian besar pangan Indonesia bersalah dari luar negeri atau import. Kenapa harus import, padahal Indonesia dulu dijuluki negara agrikultur (bahkan hingga hari ini). Penataan lahan yang kurang baik serta diiringi oleh perilaku para pejabat atas yang kurang baik menyebabkan hal ini bisa terjadi.
5.   Biodiversity (keanekaragaman hayati)
Indonesia terkenal akan kebudayaan hayati yang beragam. Berratus-ratus spesies tumbuh di tanah Indonesia ini. Hal ini merupakan kekayaan lain dari Indonesia. Tetapi hal ini tidak menjadi sorotan, padahal hal ini berdampak baikbagi perekonomi indonesia terutama bagi para praktisi wirausaha. Inilah tantangan lain yang harus diselesaikan pra pakar Technopreneurship untuk mempromosikan kekayaan hayati Indonesia sehingga dapat dikenal oleh seleuruh masyarakat Indonesia dan umumnya untuk masyarakat dunia.


Rabu, 07 Oktober 2015

TECHNOPRENEURSHIP

Di era global dengan semakin berkembanya teknologi yang dapat memicu kreatifitas dan inovasi inovasi terbaru di berbagai bidang yang dengan  inovasi ini dapat diijadikan sebagai awalan untuk membuka suatu lapangan pekerjaan. Globalisasi teknologi yang sangat mempengaruhi perkembangan setiap bidang yang salah satunya adalah bidang usaha telah dimanfaatkan dalam setiap proses dalam usaha tersebut, mulai dari produksi, distribusi dan konsumsi.
Dalam bidang usaha sering kali kita dengar kata enterpreneurship. Enterpreneurship berasal dari kata enterpreneur yang merujuk pada seseorang yang menciptakan bisnis/usaha dengan keberanian menanggung resiko untuk mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasikan peluang yang ada. Sedangkan technopreneurship merupakan pengembangan dari enterpreneurship. Webster Dictionary mendefinisikan Technopreneur sebagai seorang entrepreneur dimana bisnisnya melibatkan teknologi tinggi. Technopreneurship merupakan gabungan dari dua kata, yaitu teknologi dan enterpreneurship. Teknologi sendiri merupakan cara atau metode untuk mengolah sesuatu agar terjadi efisiensi biaya dan waktu. Terdapat empat aspek dasar dari technopreneurship, yaitu
1.   Technoprenuership adalah proses penciptaan suatu bisnis menggunakan media teknologi.
2.   Technopreneurship memerlukan waktu dan daya.
3.   Adanya penilaian terhadap resiko. Jenis resiko bermacam-macam tetapi umumnya dalam bentu keuangan, fisik, dan sosial.
4.   Penghargaan dari menjadi entrepreneurship. Penghargaan dapat berupa kebebasan, kepuasan pribadi, maupun uang.

Manfaat dari inovasi dan kreatifitas serta technopreneurship tidak hanya dirasakan oleh  industri, tetapi juga dapat dirasakan oleh masyarakat yang memilki kemampuan ekonomi menegah kebawah. Ada beberapa bidang investasi dan inovasi yang dapat diprioritaskan untuk memberi manfaat kepada masyarakat ekonomi lemah terdiri dari air, energi, kesehatan, petanian, dana keanekaragaman hayati. Bidang-bidang diatas masyarakat ekonomi lemah di Indonesia banyak menghadapi permasalah. pengembangan Technopreneurship dapat diarahkan sebagai upaya untuk menyelesaikan permasalah tersebut.
1.   Water (air)
Karena adanya krisis air bersih dan banyaknya kebutuhan akan air dari masyarakat di Indonesia. Seorang technopreneur diaharapkan dapat menciptakan ide dari permasalahan ini yang kemudian dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
2.   Energy (energi)
Ketika krisis energi yang semakin memburuk melanda seluruh dunia. Dan yang pasti yang menjadi korban adalah rakyat kecil kebawah. seorang technopreneurship diharapkan dapat menyelesaikan masalah ini denagn inovasinya yang berbasis teknologi.
3.   Health (Kesehatan)
Kesehatan adalah yang terpenting untuk setiap masyarakat, karena jika keadaan tubuh kurang sehat akan mempengaruhi produktivitas yang dihasilkan. Oleh karena itu fasilitas kesehatan sangat dibutuhkan. Pelayanan kesehatan yang murah dan berkualitas sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat kecil ke bawah.
4.   Agriculture (petanian)
Sebagian besar pangan Indonesia bersalah dari luar negeri atau import. Kenapa harus import, padahal Indonesia dulu dijuluki negara agrikultur (bahkan hingga hari ini). Penataan lahan yang kurang baik serta diiringi oleh perilaku para pejabat atas yang kurang baik menyebabkan hal ini bisa terjadi.
5.   Biodiversity (keanekaragaman hayati)
Indonesia terkenal akan kebudayaan hayati yang beragam. Berratus-ratus spesies tumbuh di tanah Indonesia ini. Hal ini merupakan kekayaan lain dari Indonesia. Tetapi hal ini tidak menjadi sorotan, padahal hal ini berdampak baikbagi perekonomi indonesia terutama bagi para praktisi wirausaha. Inilah tantangan lain yang harus diselesaikan pra pakar Technopreneurship untuk mempromosikan kekayaan hayati Indonesia sehingga dapat dikenal oleh seleuruh masyarakat Indonesia dan umumnya untuk masyarakat dunia.